Game Inovatif Karya ITS, Cara Mudah Berikan Edukasi Seksual Sejak Dini
SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Rentannya anak muda mengalami pelecehan seksual banyak diakibatkan karena minimnya pengetahuan dan tabunya edukasi tentang seksual kepada anak anak sejak dini.
Hal inilah yang menggagas mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari Departemen Teknik Sistem dan Industri mengembangkan sebuah inovasi berupa 3D modeled game untuk meningkatkan kesadaran anak sekolah dasar (SD) akan pentingnya edukasi seksual.
3D Modeled Game dengan julukan Sex Education Game (XEGA) ini merupakan karya Tim Bramunastya beranggotakan Aqilla Suci Fattimatuz Haya, Muhammad Adrian Fadhilah, Rendy Ichsan Hanif, Rizki Amrizal, dan Hammam Dyahurrahman Yusdin.
Aqilla Suci Fattimatuz Haya menjelaskan, alasan mereka memilih mengembangkan permainan dengan model tiga dimensi (3D) adalah karena selama ini media yang menyediakan layanan serupa, umumnya dari segi grafis masih menggunakan model dua dimensi dan sangat text oriented.
“Dari survey yang kita lakukan, 68 persen dari seluruh responden percaya bahwa game lebih dipilih oleh anak-anak daripada video atau teks,” kata Aqilla, Sabtu, (20/03/21).
Permainan tersebut, lanjut Aqilla, memanfaatkan Microsoft Kodu Game Lab sebagai basis pengembangannya. Menariknya, permainan ini gratis dan bisa diakses oleh siapa saja. Untuk memainkannya, hanya diperlukan laptop atau komputer serta Microsoft Kodu Game Lab yang ter-install di dalamnya.
“Di XEGA nanti, cerita dimulai di sebuah kota bernama Majapahit. Di awal permainan, pemain akan mendapatkan nama karakter mereka, Kartono atau Kartini, sesuai dengan jenis kelamin mereka,” terangnya.
Agar bisa memenangkan permainan, pemain harus menyelesaikan tiga misi utama yang tesedia. Setiap misi disesuaikan dengan jenjang kesulitan mulai dari yang termudah. Di misi pertama, pemain akan diminta untuk mengenali diri mereka dan diuji apakah mereka bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Setelah berhasil di misi pertama, pemain harus berpindah ke salah satu lokasi ramai di Kota Majapahit. Di sini, pemain dipertemukan beberapa orang tak dikenal yang berusaha untuk memegang daerah privasi karakter pemain.
“Jika hal tersebut terjadi, karakter pemain harus berteriak meminta tolong ke keramaian agar dapat lolos ke misi berikutnya,” tandasnya.
Sedangkan, di misi terakhir, pemain diminta untuk menyelesaikan sebuah maze dengan tujuan melarikan diri dari orang jahat.
Tim Bramunastya berharap, XEGA dapat dimainkan khalayak luas khususnya anak-anak bersama orang tua mereka agar lebih sadar akan pentingnya edukasi seksual. (*)
- Pewarta : Tulus W
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito