
Menteri Nadiem : Kurikulum Prototipe Mendorong Pembelajaran Sesuai Kemampuan Siswa
BANDUNG_WARTAINDONESIA.co – Kurikulum Prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan sistem pendidikan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat berkunjung Sekolah Penggerak SMPN 2 Kota Bandung pada Senin, (17/01/22).
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan abhwa, melalui kurikulum prototipe bisa mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Serta, memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.
“Dengan kurikulum ini, kita ingin menciptakan perubahan pada anak yang memiliki kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis, belajar berdebat, dan membuat inisiatif-inisiatif sesuai dengan kebutuhannya,” ucap Menteri Nadiemm Senin, (17/01/22).
Di sisi lain, lanjut Menteri Nadiem, kurikulum prototipe memberi fleksibilitas dan ruang besar bagi kearifan lokal. Sehingga, setiap satuan pendidikan dapat menunjukkan karakter dan keunikannya masing-masing.
Senada dengan itu, Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Erni Kusniati menuturkan sekolahnya telah menerapkan kurikulum prototipe untuk siswa didik kelas VII. Kurikulum prototipe ini memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah.
“Melalui kurikulum ini sekolah mengedepankan project-based learning agar bakat dan kompetensi siswanya dapat dikembangkan. Dan anak anak sangat antusias menyambutnya. Bahkan siswa kelas 8 dan kelas 9 yang masih menerapkan kurikulum 2013 walaupun disederhanakan mereka ingin pembelajarannya berbasis projek karena menyenangkan,” terang Erni.
Melalui kurikulum ini para siswa menjadi memiliki tantangan untuk mengembangkan karakternya hingga terbentuk profil Pelajar Pancasila. Anak anak juga mengaku menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki banyak teman, karena mereka berkolaborasi.
Sebagai sekolah penggerak yang ditetapkan pada 30 April 2021, SMPN 2 Kota Bandung banyak memiliki tantangan yang harus dikembangkan terutama dalam hal digitalisasi sekolah. Para guru mau tidak mau harus sudah melek IT (Ilmu Teknologi).
“Sekarang teaching at the right level (mengajar sesuai kebutuhan siswa). Jadi sekolah sudah harus mengases siswanya, mengetahui gaya belajar, hobi, dan sebagainya,” ungkap Erni. (*)
- Pewarta : Nanda/Tulus
- Foto : Istimewa
- Penerbit : Dwito