Emil Dardak : Jawa Timur Akan Menjadi Lokomotif Perekonomian di Indonesia

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Sebagai center of gravity, Jawa Timur akan menjadi lokomotif bagi perkonomian di Indonesia. Jawa Timur ditopang oleh Industri Manufaktur, Perdagangan, dan Pertanian.

Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur  Emil Elestianto Dardak dalam kesempatan Seminar Nasional dan Peluncuran Buku “Keuangan Publik dan Sosial Islam: Teori dan Praktik” serta Buku “Model Bisnis Keuangan Mikro Syariah Indonesia” dalam rangka Fesyar Indonesia 2019, Kamis (07/11/19).

Emil Dardak menyampaikan bahwa, sehubungan dengan revolusi industri 4.0, dahulu automation mengancam blue collar worker, namun sekarang white collar worker juga terkena imbasnya terutama di industri perbankan.

“Tugas kita adalah bagaimana kita merubah tantangan ini menjadi peluang, Disruption akan menjadi sweet ending karena membuat resources menjadi accessible bagi seluruh manusia. Banyak industri yang tidak tergantikan oleh automation, namun justru terbantu dengan hadirnya revolusi digital,” ucap Emil.

“Ekonomi syariah seharusnya tidak condong sama sekali pada ekonomi kapitalis. Jika kita melihat peer to peer lending, Fintech sebagai berperan sebagai pemberi informasi kepada pemilik dana. Prinsip-prinsip syariah sebenarnya telah terpenuhi karena pemberi dana yang ikut mengambil risiko terhadap project yang didanai. Hal ini serupa dengan crowd funding yang merupakan portofolio funding,” sambungnya.

Oleh karena itu, Emil Elestianto Dardak mengajak seluruh pihak, khususnya pengusaha dan pelaku ekonomi syariah untuk mengembangkan impact investment, yaitu model bisnis yang tidak hanya sekedar mencari keuntungan, tapi juga bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan.

Dikesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa, dinamika global saat ini menekan seluruh negara emerging, seperti Indonesia. Bank Indonesia berupaya menjaga stabilitas nilai tukar, sistem pembayaran dan stabilitas keuangan, namun perlu pilar pengembangan ekonomi syariah serta halal value chain.

“Forum kali ini sekaligus akan menjadi momentum untuk Launching buku ke 7 dan ke 8 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Institute,” terang Dodi.

Baca Juga  Pengelola Darbe Cafe Ambil Langkah Hukum Demi Melindungi Penyewa Terkait Kasus Eksekusi Cafe

Djelaskan bahwa, Buku ke 7  akan mengupas mengenai konsep Instrumen Keuangan Publik dan potensi yang luar biasa. Social Finance yang potensinya sangat besar saat ini belum dikelola dengan baik. Sementara buku ke 8 memberikan pemahaman mengenai Model Bisnis Mikro Syariah. Saat ini digital masuk di semua aspek yang harus digunakan sebagai tools bagi pengembangan ekonomi syariah. Untuk platform ekonomi syariah mengalami growth yang tinggi yakni 105% (yoy).

“Untuk fintech dan e-payment peningkatannya luar biasa dari tahun ke tahun. Pendalaman ekonomi keuangan syariah tidak hanya melalui lembaga Bank atau ZISWAF tetapi kita dapat mengembangkan ekonomi keuangan syariah melalui Peer To Peer Lending dengan dukungan pemanfaatan digital,” pungkasnya. (Tls)

You may also like...