Bank Indonesia dan Pemprov Jatim Perkuat Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan 1444 H

SURABAYA_WARTAINDONESIA.coBank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus bersinergi untuk memperkuat pengendalian inflasi khsuusnya ketahanan pangan menjelang Ramadhan 1444 Hijriyah dengan meluncurkan tiga program unggulan.

Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam kesempatan acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa Timur bertema “Sinergi & Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Teknologi Pertanian dan Digitalisasi” pada Jumat, (17/03/23) di Surabaya.

Tampak hadir dalam acara GNPIP Jatim, Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Budi Hanoto, Anggota Komisi XI DPR Willy Aditya dan Indah Kurnia serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Tiga program unggulan GNPIP Jatim diwujudkan melalui prgoram Digitalisasi dan Inovasi Budidaya Pertanian (Digdaya), Amankan Distribusi Pangan Strategis (Amukti) dan Pembiayaan Inklusif Pelaku Usaha Pangan (Palapa).

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menekankan pentingnya 7 program unggulan GNPIP sebagai acuan ke depan. Selain 3 program unggulan GNPIP Jatim, besarnya peranan Jawa Timur dalam pengembangan pesantren dapat mendukung optimalisasi ketahanan pangan strategis salah satunya melalui INFRATANI atau Integrated Farming with Technology and Information.

“Program ini mengembangkan infrastruktur budi daya hortikultura berbasis teknologi, yang saat ini tersebar di 90 pondok pesantren di berbagai daerah,” ucap Juda.

Sedangkan, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan eskalasi risiko global telah menciptakan ancaman krisis pangan dan energi, terutama di negara berpendapatan rendah yang memiliki ketergantungan terhadap impor serta menghadapi kerentanan fiskal.

“Untuk itu, peran koperasi sebagai agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani perlu diperkuat. Mari perkuat sinergi dan kolaborasi dalam implementasi kebijakan dan program pemberdayaan KUMKM di sektor pangan untuk mendukung pengendalian inflasi pangan daerah dan nasional,” himbau Teten.

Baca Juga  BKKBN Jatim Berhasil Pertahankan Sertifikat ISO Sistem Manajemen Anti Penyuapan

Dikesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa GNPIP yang sudah berjalan sejak tahun 2022 memberikan tiga pelajaran utama yang patut menjadi perhatian.

Ketiga pelajaran tersebut diantaranya, perlunya inovasi budidaya dan digitalisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas pangan, distribusi pangan yang efisien dan akses pembiayaan pelaku usaha pangan serta pemanfaatan digitalisasi melihat kesiapan adopsi teknologi di Jawa.

Berdasarkan data komoditas penyumbang utama inflasi, baik sepanjang tahun maupun HBKN, terdapat 6 komoditas pangan utama yang secara persisten menyumbang inflasi Jawa Timur, yaitu ayam ras, telur ayam ras, cabai, bawang merah, daging sapi, dan minyak goreng.

Dengan kondisi tersebut, Khofifah mengajak untuk memperkuat langkah strategis menjaga pasokan komoditas, baik secara struktural maupun teknis, agar ketersediaan pasokan dapat terjaga dan inflasi terkendali sepanjang tahun.

Program unggulan GNPIP yang dimplementasikan di Jawa Timur diantaranya mencakup program digital farming pada 15 klaster padi, aneka cabai dan aneka bawang seluas 500 hektar, program 100 Green House budidaya aneka cabai dan bawang, penggunaan pupuk organik dan agen hayati, bantuan alsintan dan saprotan untuk mendukung program mekanisasi pertanian pada 100 Poktan serta kemandirian pangan dan replikasi Infratani pada pesantren anggota HebitrFotoen Jatim.

Disamping itu, GNPIP Jatim juga mendorong kelancaran distribusi melalui program Sembako Murah Bersama QRIS serta digitalisasi Rantai Pasok Pangan dan Fasilitasi Distribusi dalam rangka Operasi Pasar komoditas pangan strategis. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Dwito

You may also like...