
Pertamina Kembangkan Kilang TPPI Jadi Industri Petrokimia Terintegrasi
TUBAN_WARTAINDONESIA.co – Peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia sekitar Rp 40 – 50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati didampingi Direktur Utama Tuban Petro saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo meninjau langsung kawasan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional di Tuban, pada Sabtu, 21 Desember 2019.
Nicke Widyawati menyampaikan bahwa, Pertamina siap mengembangkan area kilang TPPI di Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional.
“Pembangunan komplek industri Petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan trend bisnis masa depan,” ucap Nicke disela sela kunjungannya bersama Presiden RI Jokowi di TPPI Tuban, Sabtu, (21/12/19)..
“Pembangunan industri Petrokimia, juga akan lebih efisien karena dintegrasikan dengan kilang. Sehingga, produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri maupun dapat menjadi produk BBM,” sambungnya.
Infrastruktur penunjang dan utilitas lanjut Nicke, dapat juga dimanfaatkan secara bersama-sama dengan menurunkan biaya energi hingga 10% dan biaya personel turun 10% sehingga biaya operasional turun sampai 15%.
Sedangkan, langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokomia dilakukan Pertamina dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk usaha TPPI, senilai Rp 3,1 triliun, sehingga Pertamina saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen.
“Aksi korporasi ini dimaksudkan untuk mengembangkan industri petrokimia nasional yang nantinya akan memberikan dampak bagi pengembangan industri turunannya di tanah air,” terangnya.
Disampaikan juga, dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal. Sehingga, meraih keuntungan (profitability) yang maksimal.
Pertamina sendiri akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban. Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.
Pada saat yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, Pertamina juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar, yang nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
“Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor bahan baku dan produk petrokimia,” pungkas Nicke. (Per/Tls)