EJAVE Forum 2020 Upaya BI Jatim Percepat Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi

SURABAYA_WARTAINDONESIA.co – Berbagai langkah dan upaya dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur untuk terus menjaga resiliensi, mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial Jawa Timur di tengah pandemi Covid-19.

Salah satunya, melalui kegiatan 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2020 yang diselenggarakan pada tanggal 3-4 November 2020 dengan menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB-Unair) Surabaya serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya.

Difi Ahmad Johansyah selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa, Ejavec menjadi forum strategis dalam mendukung kemajuan ekonomi regional Jatim.

“Forum ini mengupas berbagai isu strategis untuk menggali rekomendasi dan solusi kreatif bagi Jatim. Kami berharap Ejavec terus berkembang dan memberi kontribusi tercapainya Jatim sebagai smart province berbasis research,” ucap Difi jelang penutupan Ejavec melalui virtual, Rabu, (04/11/20).

Sejalan dengan kondisi ini, lanjut Difi, kinerja ekonomi Jawa Timur pada paruh kedua 2020 diprakirakan membaik. Potensi geliat ekonomi Jawa Timur juga terlihat pada defisit neraca perdagangan yang terus menyempit, adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di Tanjung Perak, mobilitas masyarakat ke tempat pembelanjaan yang terus meningkat, serta indikator positif lainnya.

Sedangkan, dalam kesempatan keynote speech nya Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyampaikan bahwa, kontribusi ekonomi Provinsi Jawa Timur terhadap ekonomi nasional mencapai 15%. Dimana, struktur ekonomi Jawa Timur yang sangat kuat bebasis industri manufaktur, perdagangan, pertanian.

“Hal tersebut merupakan modal dan kunci utama dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional yang berbasis regional,” terang Destry.

Menurut Destry terdapat 5 (lima) dukungan BI dalam menjaga perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19. Pertama, membuka secara bertahap sektor produktif, potensial dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kedua, percepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di sisa tahun 2020. Ketiga, sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Keempat, optimalisasi restrukturisasi kredit bagi dunia usaha, dan kelima, mendorong digitalisasi sistem pembayaran.

Baca Juga  Melalui Gernas PIP, BI Bersama TPID Berkomitmen Menjaga Terkendalinya Inflasi

Sedangkan, Prof. Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia menjelaskan, postur APBN 2021 difokuskan untuk tetap mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi. Belanja APBD dan tingkat desa sangat penting untuk mendorong kinerja perekonomian dan pendapatan masyarakat. Pada tahun ini, anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), mencapai hampir sepertiga dari total anggaran belanja negara di APBN. Dengan adanya dana tersebut diharapkan dapat mendukung perputaran perekonomian di daerah dan masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak  menyampaikan bahwa, Pemprov Jatim terus melakukan kebijakan untuk mendorong sektor konsumsi kembali bergairah. Berbagai stimulus pendorong telah diberikan, mulai dari program lumbung pangan, jasa logistik, jasa telekomunikasi, elektronik, makanan dan minuman, kimia, farmasi dan alat kesehatan sampai produk tekstil. Dengan adanya program tersebut, diharapkan mampu mensubtitusi sektor lain yang terdampak seperti sektor pariwisata, hotel dan restaurant.

Pelaksanaan 7th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2020 ini pun menghasilkan beberapa pemenang yang harapannya ke depan dapat mejadi rekomendasi dalam menyusun kebijakan daerah serta sebagai rujukan bagi seluruh kalangan dalam menghadapi isu-isu strategis sosial ekonomi di Provinsi Jawa Timur. (*)

  • Pewarta : Tulus W
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Dwito

You may also like...